Thursday, December 4, 2008

Keinginanku

Saya awali perjumpaan malam ini dengan tulisan yang saya tulis untuk seorang adinda,yang...bagi saya dia begitu berarti bagi perjalanan hidup ini. Tentu saja setelah Ibu dan kedua adinda manis nan tangguh saya.Dengannya saya bersyukur kepada Allah karena diperkenankan bertemu melalui 'jalur khusus' beda dengan yang lain.
Oya..saya sampai sekarang belum menikah.Mas Giman pernah bertanya, om Among kok belum menikah nunggu apa to? temannya kan sudah pada nikah? Saya hanya tertegun. Pikiran menerawang entah kemana.Dan sambil menghela nafas kata saya, saya akan menikah ketika Allah sudah mengijinkan menikah mas. Bagi saya itu bukan jawaban tapi semacam kepasrahan.Sudah...sudah...tidak usah diperpanjang lagi. Karena pertanyaan itu berawal sejak 2 tahun lalu sejak saya masih kuliah semester 8 sampai sekarang pertanyaan itu terus berulang-ulang. (misal kini ada yang tanya begitu, jawaban saya:...setelah melihat sikon dan sesuai perencanaan insyaAllah dan bismillah tahun depan ini saya akan melangsungkannya,mohon doanya)


Kembali ke pembukaan tadi. Adinda saya ini, adalah seorang guru. Yup..guru atau ustadzah. Mirip dengan cerita Laskar Pelangi di sana ada ibu Muslimah...nah adinda saya adalah satu dari ribuan ibu Muslimah di Republik ini. Langsung saja ya..Adinda..dengarkanlah surat dari kakanda.


Untuk Adindaku, dunia ini terlalu singkat untuk mengejar dan membelenggu segala mimpi di dalamnya.
engkau adalah bagian diri ini yang ingin aku menemukannya dan mengajaknya,menggandengnya,mendampinginya, menyokongnya, membantunya dan mendukung sepenuh hati dalam merajut mimpi dan asa dalam hati.
bahkan diri ini ingin mencintainya dengan cinta yang gunung akan bergetar menyaksikannya.....dan lautan seketika beku begitu mengharapkannya.
diri ini ingin mencintainya...! hingga rumput lemah terkulai demi memikirkannya....dan bebatuan lumer tak berdaya begitu kami bercanda di atasnya
diri ini ingin mencintai dan mengasihinya... yang bahkan langit akan membekaskan sebuah siluet merah saga dalam barisan panjang awan yang bergemuruh memayunginya......sungguh diri ini ingin mencintai seperti itu
`alaa kulli halll... namun tidaklah cukup waktu di dunia ini adinda.

cukuplah untuk mencintai diri ini dengan cinta yang sederhana bukan cinta yang menggebu-gebu namun cinta yang tertata cintanya matahari kepada bumi yang menerangi setiap pagi hingga sore hari....dengan cintanya hujan yang membasahi setiap inchi kulit bumi ataupun cintanya angin yang mengantarkan kesejukannya di muka bumi
cintanya seorang tua kepada putra-putrinya demi kehidupan yang lebih baik dan benar.inilah cinta yang akan aku berikan kepadamu... inilah cinta yang bukan suatu kebetulan atau pula bukan sesuatu yang mengada-ada
inilah cinta yang semua begitu tertata, terkonsep secara teratur oleh Sang Maha Pengatur.

Tuesday, December 2, 2008

Aku Datang Pada Janji Dalam Dosa

 
Aku datang kawan dengan sebuah harapan dan beribu penyesalan
Kutelusuri taman ini dengan sebongkah kelelahan
Aku datang kawan untuk bersama-sama denganmu melihat kegembiraan
Di taman ini tempat para penyair ingin ku lihat dan kutemui
Letih mataku ini kawan karena tak kulihat engkau
Dan membuat pupus harapku tuk gembira
Aku datang kawan walau dengan dosa


sajak: Samsul Bahri